
Alamister | Desain | Akhir-akhir ini kita sering melihat foto atau ilustrasi wajah seorang tokoh di gubah dalam aneka motif seni Desain Grafis. Pergeseran trend dari penggunaan foto asli ke ilustrasi penuh nuansa seni kreatif sedang digemari. Tidak jarang seorang tokoh, dari akademisi hingga pemimpin politik memiliki icon grafis sendiri.Pernah seorang pemimpin partai politik melaksanakan lomba membuat ikon kartun dirinya, sesuatu yang tidak pernah kita temukan selama ini. Puncak dari diterimanya industri kreatif dalam peri berkehidupan berbangsa dan bernegara (cheyailah..he) adalah
digunakannya icon dalam bentuk grafis dalam kontestasi pemilu presiden 2014, kedua pasangan calon memilih menggunakan foto grafis sebagai ikon resmi mereka.
Kita sebagai praktisi seni kontemporer yang selama ini hanya bermain di ruang kreasi tingkat dasar karena di pagari oleh kebiasaan dan batas trend seakan terlecut untuk ikut berkembang dan meningkatkan kwalitas desain. Kita jadi rajin mencari cara bagaimana membuat ini dan itu yang selama ini dalam tanda petik ‘tidak laku di pasaran’. Kita jadi lebih rajin membuka tools-tools yang ter’hiden’ dan tersenyum simpul saat akhirnya mengetahui fungsinya.
Gerbang telah dibuka, Pemilu Legislatif 2014 tidak memberi ruang bagi kita untuk mengeksplorasi karena masih kaku dan konserfatif. Jarang kita temukan ada calon anggota legislatif baik tingkat kabupaten, provinsi dan nasional yang meng-grafiskan diri dalam bersosialisasi.
Dulunya ‘tabu’ dan ‘tidak layak’ menjadi elegan dan berkelas
Namun tembok pembatas ‘kewajaran’ itu telah di robohkan oleh kedua pasang calon presiden kita, konsultan advertising yang bekerja di masing-masing kubu memiliki tempat yang sama dengan team politik, sesuatu yang dulu ‘tabu’ dan ‘tidak layak’ menjadi elegan dan berkelas (saya pribadi selalu membayangkan bagaimana beratnya proses meyakinkan tokoh-tokoh politik itu bahwa icon grafis ‘layak’ dipakai). Baca
Beda Vector dengan Bitmap
Siapa yang diuntungkan ? kita. Pekerja seni kreatif terutama Desain Grafis. Masyarakat sekarang mulai melirik versi baru penampakan diri berupa kartun wajah vector meninggalkan trend poles tambal jerawat ala photoshop, he. Tinggal bagaimana kita menempatkan diri dalam dinamika yang terus berkembang ini. Ingin tetap bertahan di dalam kotak atau keluar dari ruang gelap dan berkembang. Hidup adalah pilihan, berkembang juga sebuah pilihan.
Semua sudah dimulai. Ayo bergerak dan tatap dunia dengan penuh keyakinan bahwa s
etiap zaman ada orangnya dan
setiap orang ada zaman-nya. Ambil nafas panjang, penuhi paru-parumu dengan udara baru kemudian teriakkan dengan lantang “Ini Zaman Kita!”.
Salam
loading…