Alamister | Desain CorelDRAW | Koran atau Surat Kabar adalah salah satu produk jadi desain. Desain koran banyak menampilkan karya desain di tiap halaman. Dimana ? di box-box iklan tentunya.
Berbeda dengan buku yang lebih menonjolkan tulisan (desain kebanyakan hanya berperan di cover/sampul).
Setiap halaman koran selain berisi berita juga dipenuhi dengan iklan layanan dan iklan komersial.
Untuk iklan layanan/ucapan (biasanya dari birokrasi) desain tidak terlalu ‘njelimet’ namun untuk iklan komersial penampilan sangat di kedepankan karena berfungsi sebagai ajang promosi produk/jasa.
Tidak jarang untuk menjaga kwalitas tampilan dan kwalitas brand yang di usung, pihak pemasang iklan memberikan file khusus yang sudah jadi untuk di tampilkan.
Bagaimana dengan desain koran nya sendiri ?
Tentu saja koran sebelum di cetak didesain sedemikian rupa agar menarik minat orang untuk membaca. Itulah tugas utama divisi Desain/layout dalam sebuah struktur jurnalisme.
Aplikasi yang digunakan juga berbeda-beda, ada yang pakai Pagemaker, CorelDRAW bahkan Photoshop dan Microsoft Publisher (untuk yang terakhir pengalaman teman saya. Waktu di bawa ke percetakan penampakan nya cuma satu warna, Hitam! hehehe…)
Dalam mendesain koran, terutama di atas 8 halaman banyak yang menyarankan untuk menggunakan apliaksi selain corelDRAW karena performa corelDRAW akan melambat kaya siput bila lebih dari 8 halaman.
Namun bagi yang tetep ‘ngotot’ mau pakai CorelDRAW karena gak cocok dengan aplikasi lain (seperti saya..he) harus menyesuaikan diri dengan membuat sebanyak-banyaknya file (lembar kerja) atau baca saja Cara Mengatasi Performa CorelDRAW Melambat Saat Desain Koran.
Yang harus diperhatikan saat men desain koran
1. Tetapkan ukuran cetak terlebih dahulu
Ukuran standar Koran adalah 749.3 x 596.9 mm, Namun walau begitu tidak semua penerbit Koran/Surat Kabar mengikuti ukuran baku tersebut. Seperti salah satu koran yang saya desain (Suara News) menggunakan ukuran 650 x 570 mm, hal itu disebabkan setiap koran biasanya menyesuaikan ukuran frame cetak dengan mesin cetak yang tersedia/dipakai.
Jadi telusuri dulu mesin cetak apa yang biasa di pakai dan jangan ragu untuk bertanya ke percetakan berapa ukuran kertas koran yang biasa mereka layani.
2. Hindari menggunakan warna-warna solid
Hal tersebut mengingat kertas yang digunakan sebagai media cetak sebuah koran berbeda dengan tabloid dan majalah (HVS, HVO, AP) yang tingkat terang/brightness kertas di atas 85%. Kertas koran (newsprint) mirip kertas buram karena lebih gelap.
Penggunaan warna yang terlalu solid dapat membuat koran terkesan ‘ketumpahan tinta’. Biasakan menggunakan warna-warna lebih muda. Karena karena tekstur kertas koran malah akan membuat warna-warna muda itu menjadi lebih terang dan enak di mata.
Biasakan menggunakan warna-warna lebih muda
3. Gunakan font standar
Font (huruf) yang dipakai koran bisanya adalah font-font konservatif, seperti Century, Times Roman, Constantia, dll. Untuk artikel gunakan font yang mendukung semua karakter huruf (Normal > Normal Italic > Bold > Bold Italic).
Sangat tidak disarankan menggunakan font diluar tampilan konservatif karena akan menghilangkan kesan elegan pada koran dan menjadikan koran lebih mirip tabloid atau majalah.
4. Naikkan Tingkat Kecerahan/Brightness foto/image
Pemilihan foto juga sangat penting, usahakan untuk tidak menggunakan foto yang terkesan gelap, apabila terpaksa, naikkan tingkat kecerahan/Brighness foto terlebih dahulu. Agar tampilan foto sesuai dengan kontur kertas.
Dan usahakan untuk memakai foto dengan kwalitas/resolusi tinggi. Foto dengan resolusi tinggi menjadi salah satu indikator mutu sebuah media selain kwalitas artikelnya.
5. Buatlah desain sesederhana mungkin
Simple adalah ciri sebuah koran, berbeda dengan majalah dan tabloid yang lebih mengutamakan tampilan. Terlalu banyak variasi desain malah akan membuat koran tidak enak lagi dilihat.
Tetapi untuk iklan, silakan dipercantik dengan banyak variasi desain. Yang penting ‘desain baku’ koran itu sendiri tidak ikut-ikutan.
Kurang lebih seperti itu, koran memang sebuah media konservatif, dan tetap bertahan dengan ciri khasnya. Justru dengan begitulah eksistensi koran sebagai penyampai berita tidak pernah tergusur oleh perkembangan tekhnologi. Salam jumpa di entri berikutnya. Bye..
loading…